Belajar dari Alam : “Keajaiban Kejujuran dan Ketulusan”

Mamuju,RelasiIndonesia.com– Malam itu hujan turun pelan-pelan, menyusup di antara sunyi dan dingin. Di tengah malam yang sepi, ketukan mesin motor terdengar pelan di halaman depan hotel tempat saya menginap malam itu. Seorang anak muda sederhana turun dari kendaraan dan membawa sekantong buah langsat, jaketnya masih basah, aroma tanah dan lumpur menempel erat. Namanya Darmin seorang kader Hijau Hitam sama seperti saya, kesehariannya adalah petani nilam hidup di antara ladang dan lumpur, tapi hatinya tak pernah jauh dari cita-cita.

Dari Mamuju ia datang, menembus malam dan hujan ke Polewali Mandar. Bukan untuk urusan duniawi, bukan pula untuk kepentingan pribadi. Ia hanya ingin bertemu. Katanya, “Saya sudah lama ingin bertemu dengan kakanda.

Di teras rumah, ia duduk dengan mata penuh harap. Suaranya lirih tapi yakin. “Saya mau maju, Kak. Saya ingin mencalonkan diri sebagai Ketua Cabang HMI. Tapi saya tidak mau melangkah tanpa arahan, restu dan doa.”

Saya menatapnya diam-diam, dalam hati saya berkata: Beginilah seharusnya kader itu tumbuh dari ladang, dari peluh, dari tanah yang jujur. Tidak penuh polesan, tapi sarat ketulusan.

Hari ini, cerita itu telah sampai pada muaranya. Darmin bukan lagi sekadar petani nilam yang datang di tengah malam, bukan lagi sekadar kader yang membawa mimpi dalam diam. Ia telah menggapai apa yang dia ingin capai malam itu.

Perjuangan itu telah paripurna. Tapi saya yakin, bagi Darmin, ini bukanlah akhir. Ini adalah awal untuk menanam lebih banyak harapan seperti ia menanam nilam di ladangnya dengan sabar, setia, dan penuh keyakinan bahwa yang tumbuh akan memberi manfaat.

Pesan saya Jangan pernah sombong apalagi merasa hebat dengan pencapaianmu sekarang, jujur saya ingin tetap melihatmu dan mengenalmu seperti Darmin yang dulu yang datang menemuiku 😊

Kalibata, 26 Juli 2025

HAFID P ABBAS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *